Senin, 01 Februari 2016

Pentingnya pola asuh anak yg baik dan benar 'sedari dini'

Siapa disini yg masih jomblo??? Siapa yg udh pacaran lama banget tp ga married2??? Siapa yg lg berkhayal pengen cepet2 married sm pasangannya & bs happy tiap hari krn udh bs deket2an mulu sm pasangannya???

Hmm.. well sptnya pertanyaan2 diatas tadi adalah hal yg sangat lumrah dialami oleh setiap orang, khususnya para abg yg msh mabuk kepayang sm yg namanya cinta-cintaan. Atau para pasangan muda mudi yg lg terbang tinggi diatas awan, gara2 kepanah asmara. Gw pun dulu waktu msh muda (haiss ketauan dah tuanya gw), sering bgt berandai-andai spt itu.

Lg anget-angetnya pacaran (wlpn msh cinta monyet), udh ngayal "enak kali ya kl nikah... kan tiap hari jd bs sama2.. kan jd bs sayang2an trs.. kan jd ga kangen lg, dsb.."

Abg yg punya pikiran begitu salah? Ga kok menurut gw.

Abg yg doyan pacaran n kepengen buru2 nikah, berarti abg 'gatel' ?
Haduuhh sempit amat pak, bu.. pikiran anda. Emangnya kalian ga pernah ngerasain pernah muda ya? Emangnya dulu waktu kalian muda ngapain aja? Kasian amat sih hidup kalian, sama anak sendiri kok ga percaya... Sama anaknya sendiri kok msh curigaan.. Anaknya sendiri kok dijudge yg macem-macem..

Dari dulu gw punya jalan pikiran yg selalu berbeda sm keluarga gw. Terutama nyokap & kakak perempuan gw satu-satunya. Gw selalu terlihat dan terasa 'nakal' dimata mereka, krn gw termasuk anak yg ga bs gitu aja nurut dg apa yg dibilang mereka (bahasa kasarnya 'tukang bangkang' lah - red). Gw paling ga suka didikte. Gw selalu mau menjadi diri gw sendiri, tanpa pernah peduli orang lain menganggap apa (termasuk nyokap & kk gw). Gw cm pengen mereka bs liat gw apa adanya gw secara utuh. Gw yg berbeda, gw yg unik.

Namun, krn sdh terlalu lama kebebasan berekspresi gw dikekang sm keluarga. Akhirnya gw tumbuh jd seseorang dg jiwa yg cenderung tertutup dan ga pede utk melakukan seusatu. Takut salah lah.. Takut dianggap ga bagus lah.. Takut dibilang aneh lah, dsb.. Dan as you know, yg namanya ortu ga bakalan bs disalahin. Jd dengan kondisi gw yg sdh terbentuk sekarang spt ini, disyukuri & dijalani aja.

Ok, back to topic pembicaraan kita di awal.. perkembangan zaman sekarang udh makin gila-gilaan. Teknologi & ilmu pendidikam udh semakin maju. Anak2 zaman sekarang pun tumbuh sangat berbeda dg anak2 di zaman gw dulu. Dr segi fisik aja udh beda banget. Anak zaman sekarang postur badannya tinggi-tinggi, umur msh kecil tp udh bongsor banget (gw berasa cebol kl berdiri didkt mereka). Selain itu, anak zaman sekarang udh pinter-pinter, udh canggih. Masih balita aja udh bisa mainan internet & ngutak ngatik gadget. Anak masih segede2 piyik aja udh jago ngomong bahasa inggris. Punya bakat inilah.. itulah.. wah pokoknya keren deh.

So, cara berpikir mereka pun udh ga bs disamain sm anak zaman dulu (zamannya gw - red). Treatment yg diberikan utk anak2 zaman sekarang pun udh ga bs disamain kaya anak zaman dulu. Kenapa?

Karena anak2 zaman sekarang kritis & cerdas. Rasa ingin tahunya yg besar, mendorong mereka utk bertanya ini dan itu kpd ortu. Akan tetapi jika mereka mendapat jawaban dr ortunya yg dianggap 'tidak sreg' di hati mereka, maka mereka cenderung mencari jawabannya diluar lingkungan rmh. Bisa mencari tahu melalui internet, teman-temannya dsb.

Anak2 zaman sekarang pun ga bs lg didikte. Karena imajinasi dan daya berpikir mereka sdh jauh diatas kita. Mereka sdh tau apa yg mereka mau & mereka tau apa yg harus mereka lakukan. Mereka hanya butuh support dr orang tuanya, agar mimpi dan cita-cita mereka bs terwujud.

Anak2 zaman sekarang pun ga bs lg dilarang, diatur ga boleh begini.. ga boleh begitu. Semakin mereka dilarang, semakin mereka penasaran dan akan coba untuk melakukan hal yg dilarang tsb secara sembunyi-sembunyi (main belakang - red). Yang perlu dilakukan thdp anak2 zaman sekarang adalah bukan melarang. Melainkan hrs diberi pengertian dan pemahaman dg bahasa penyampaian yg baik & santai (sesuai usia mereka), agar 'pesan' yg ingin kita sampaikan bs diterima dg baik oleh anak2 kita. Berikan jg mereka kepercayaan atas apa yg hendak mereka lakukan. Kita tdk perlu memegang erat tangan mereka demi mengawasi setialp gerak geriknya. Dengan sistem spt 'layangan' yg hrs tau kapan tarik dan ulur, anak2 kita akan ttp aman dijalan yg mereka pilih kok.

So, apa hubungannya deskripsi gw yg panjang lebar ini dg tulisan kalimat pembuka diawal paragraf?

Sebenernya gw cm mau sharing pandangan gw terhadap pilihan dan pandangan hidup anak2 zaman sekarang. Krn gw jg pernah ngerasain ada di posisi mereka. Karena gw sangat bs memaklumi gejolak jiwa muda didlm diri mereka itu spt apa. Sebenernya mereka ttp bs tumbuh dan berkembang jd orang sukses, yg sehat fisik dan mental. Asalkan mereka mendapatkan dukungan, bimbingan dan kepercayaan dr orang2 disekelilingnya. Apapun yg mereka pilih, asalkan positif, tdk perlu kita langsung menjudge pilihanya. Ada baiknya sbg orang tua bs lebih 'membuka mata' dan 'telinga' thdp apa yg dibutuhkan atau dinginkan anak-anaknya.

Termasuk misalnya dg pilihan menikah muda dr anak2 zaman sekarang. Menurut gw pilihan mereka ga ada yg salah, asal... mereka sdh sama2 matang secara mental dan emosional, sdh siap lahir dan batin, dan yg ga kalah penting.. sdh siap secara finansial. Krn menikah bkn perkara happy2 spt waktu pacaran aja. Menikah itu perjanjian utk sehidup semati dihadapan Tuhan dan para Malaikatnya. Menikah itu tdk selamanya akan happy dan semulus aspal dijalan tol. Ibarat piring dan gelas yg ditaruh didalam satu lemari piring, pasti mereka akan bersentuhan dan akan menimbulkan 'bunyi.' Nah bunyi itulah yg hrs dijaga dan diwaspadai, agar tdk menjadi bunyi yg terlalu nyaring. Atau bahkan bs membuat salah satunya 'pecah' krn terlalu keras bersentuhan.

Anak-anak kita itu bkn properti. Mereka itu manusia jg, sama spt kita. Mereka bs kita ajak komunikasi. Komunikasi 2 arah dan adanya 'bahasa' yg santai, menurut gw akan jd senjata ampuh utk menasehati anak2 kita. Dibanding menasehati dg gaya mendikte, berteriak, mengancam dsb. Karena faktor 'pola asuh anak' yg benar sedari dini, akan sangat berpengaruh thdp pertumbuhan mental dan karakter si anak ketika dewasa nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar